pointer

Rabu, 29 Agustus 2012

CALON GUBERNUR NTB


H. NURDIN IBRAHIM, S.H., M.Si
SIAP MEMIMPIN NUSA TENGGARA BARAT
Periode 2013 – 2018


H. Nurdin Ibrahim, S.H., M.Si  (Kandidat Doctor) dari kalangan Birokrat siap mencalonkan diri sebagai Gubernur NTB periode     2013 – 2018. Niat mulia ikut berpartisipasi mencalonkan diri dalam bursa pencalonan Gubernur merupakan panggilan jiwa untuk membangun dan mengembangkan Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga mampu memajukan NTB demi tercapainya kemakmuran masyarakat setempat.

H. Nurdin Ibrahim, S.H., M.Si seorang visioner yang mampu mengoptimalkan dirinya sebagai seorang pemimpin, siap membangun masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bernuansa religius, cerdas, maju, sejahtera, mandiri, berkepribadian dan cinta tanah air.

H. Nurdin Ibrahim, S.H., M.Si sebagai calon Gubernur NTB 2013 – 2018 mampu mengoptimalkan sumberdaya yang ada, memanfaatkan potensi, menangkap peluang, mampu menghadapi tantangan serta menaruh harapan besar terhadap Nusa Tenggara Barat (NTB).

Melihat keunggulan yang dimiliki dalam pribadi H. Nurdin Ibrahim, S.H., M.Si sebagai calon pemimpin NTB,  Beliau siap dan mampu melakukan pemerataan pembangunan sebagai wujud nyata mencapai tujuan yaitu mensejahterakan masyarakat NTB.

Inilah seorang figure H. Nurdin Ibrahim, S.H., M.Si sebagai calon Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) periode 2013 – 2018. (Diana)
http://calongubernurntb.blogspot.com/

Rabu, 22 Februari 2012

INFORMASI

H. Ibrahim, S.H., M.Si

KELUARGA BESAR ICMI KOTA BEKASI MENGUCAPKAN MINAL AIDIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR & BATHIN


ICMI Syukuran Kantor Baru

BEKASI TIMUR – Ketua ICMI Korwil Jakarta Andi Azhar Cakra Wijaya meresmikan kantor ICMI Orda Kota Bekasi, Jumat (02/03) malam lalu. Kepengurusan ICMI Kota Bekasi pereode ini dinilai luar biasa, karena belum lama dilantik, sudah mempunyai kantor sekretariat.
Kantor ICMI sendiri berada di Jalan Juanda no 111, menempati bekasi gedung DPD PAN Kota Bekasi. “Semua dimula dari rumah, dengan adanya kantor seperti ini ya pengurus bisa bertanggung jawab terkait program-program yang dicanangkan, ini merupakan suatu keberanian dari kepengurusan saat ini,” pungkasnya.
SYUKURAN KANTOR BARU: Setelah selesai pengguntingan pita sebagai tanda peresmian kantor ICMI, selanjutnya Ketua ICMI Kota Bekasi Nurdi Ibrahim (kanan) memotong tumpeng, kemudian diberikan pada Ketua ICMI Korwil Jakarta Andi Azhar Cakra Wijaya (kiri).
Kepada Radar Bekasi Andi juga berharap, agar organisasi ICMI menjadikan sekretariat besar umat Muslim yang ada di Kota Bekasi. Sehingga bisa memberikan solusi terkait moralitas yang menjadi problematika saat ini.
”Ini merupakan sebuah prestasi, dari 9 ORDA ICMI yang memiliki kantor tetap, baru ICMI Kota Bekasi ini,” pujinya bangga.
Sementara itu,  Nurdin Ibrahim Ketua ICMI Kota Bekasi masa bakti 2011-2016 juga berharap, kantor baru ini bisa memacu semangat dan kinerja organisasi.
disamping itu Nurdin Ibrahim siap memimpin nusa tenggara barat. Calon Gubernur NTB periode 2013-2018.
”Pembangunan di bidang ekonomi, pendidikan,agama, dan sosial budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari pembanguan nasional, dengan adanya kantor baru ini diharapkan bisa memepermudah dalam hal memfasilitasi dan mensinergikan serta bisa memberikan hal positif untuk masyarakat Kota Bekasi khusunya,” jelas Nurdin yang bersama pengurus lain dilantik 30 November 2011, tahun lalu.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua  ICMI Kota Bekasi Abdul Muin Hafied. Dengan adanya kantor baru itu, Muin yang juga anggota Komisi D DPRD ini berharap, menunjang kerja ICMI. Terkait keislaman, keindonesiaan dan kecendikiawanan.
”Dalam program jangka pendek ini,  ICMI Kota Bekasi coba membuka 300 UKM serta ada juga program terkait pendidikan,”pungkasnya. (cr50)
sumber: radarbekasi, koran pertama dibaca warga bekasi


ICMI Kota Bekasi,Satu-satunya ICMI Orda Yang Punya Kantor Sendiri
Sabtu, 03 Maret 2012 pukul 16.11 WIB | Kategori BODETABEKBekasi

Bekasi (SAPULIDI News)– Sebagai wadah bagi cendekiawan muslim di Kota Bekasi untuk beramal, berkreasi, berkomunikasi, dan berprestasi yang pada akhirnya mengangkat hakekat dan martabat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demikian ditegaskan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) H. Nurdin Ibrahim, disela-sela peresmian kantor barunya yang beralamat di Jl. Ir. Juanda no 111 Bekasi Timur.
ICMI yang diprakarsai oleh mantan Wakil Presiden BJ Habibie, pada 7 Desember 1990 di Malang, kata Nurdin, memiliki tiga pedoman dasar dalam kiprahnya, yaitu Ke-islaman, Ke-Indonesiaan, dan Ke-Cendekiawanan. Sedangkan visi ICMI, lanjut dia,  dalam mengahadapi tantangan internal dan eksternal bertekad menjadikan Organisasi cendekiawanan yang dapat mendorong terwujudnya masyarakat yang cerdas, maju, mandiri, berkepribadian, jujur, adil, beradab, sejahtera, dan cinta tanah air.
Sementara, Ketua ICMI Megapolitan Andi Anzhar Cakrawidjaya mengatakan, program-program yang sudah direncanakan ICMI Kota Bekasi, diupayakan agar dapat terealisasi dengan baik.”Ini adalah langkah awal untuk menjalankan misi dan visinya, dimana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan semua masyarakat terutama Kota Bekasi ini. Semoga dapat betul-betul lahir untuk mengentaskan krisis moneter umat muslim. Apalagi kota Bekasi merupakan kota penunjang metropolitan,”pungkasnya. (tya)


Ilham Habibie: Pengurus ICMI Harus Seimbangkan Imtaq dan Iptek

Semarang, CyberNews. Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat DR Ing Ilham Akbar Habibie mengajak kader organisasi pemikir itu untuk menciptakan program yang dirasakan langsung di tingkat akar rumput. Secara garis besar, tiga program ICMI yang menyentuh langsung rakyat yakni dimulai dari pemberdayaan ekonomi, pendidikan, sampai kesehatan.
“Fokus utama ICMI Jawa Tengah harus membangun Indonesia madani yang dapat secara riil dirasakan oleh masyarakat dengan menyeimbangkan Imtaq (Iman dan Taqwa) dan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),” katanya usai melantik Majelis Pengurus Wilayah ICMI Jawa Tengah periode 2011-2016 di Aula Letkol dr Soetomo Bariodipoero Gedung Ar Razi Fakultas Kedokteran Unissula Jl Raya Kaligawe KM 4, Kamis (27/10).
Putra mantan Presiden BJ Habibie itu juga menegaskan jika ICMI adalah organisasi non politis, bukan Perseroan Terbatas (PT) yang fokus mencari keuntungan serta bukan institusi pemerintah. Dikatakan, dalam masyarakat apapun selalu muncul pluralitas atau keberagamaan, tetapi bukan pluralisme yang mempersamakan agama. Lebih jauh, Ilham mengemukakan, jika ICMI bukanlah Perguruan Tinggi walaupun kajian keilmuannya cukup besar. ICMI sendiri, kata Ilham, dalam melangkah selalu berdasar pada trilogi yakni kepemimpinan, organisasi dan program.
“Beda dengan ICMI pada 1990-an yang memposisikan Islam dalam kenegaraan. Pekerjaan rumah ICMI Jawa Tengah saat ini adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat,” harapnya.
Wakil Gubernur Jateng Hj Rustriningsih dalam sambutannya juga berhadap, ICMI turut mensukseskan gerakan Bali Ndeso Mbangun Deso sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat agar gerakan organisasi itu terwujud. “Dari hasil survei sebuah LSM disebutkan, 40 orang terkaya di Indonesia itu jumlah kekayaannya sama dengan 60 juta kekayaan warga miskin. Kalau sudah seperti ini, perlu gerakan untuk mengurangi kesenjangan melalui strategi pembangunan yang terukur,” paparnya.
Rustri meminta, ICMI sebagai kumpulan cendekiawan turut melakukan pendampingan dalam rangka mewujudkan Jawa Tengah yang lebih baik, seperti memberikan bimbingan kepada masyarakat desa.
Nampak hadir, Rektor Unissula Prof H Laode M Kamaluddin MSc MEng PhD, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji, mantan Menteri Koperasi dan UKM Adi Sasono, utusan Orwil Jateng, serta ICMI Orsat kabupaten/kota se-Jateng. (Muhammad Syukron /CN32 / JBSM )

Hatta Rajasa: Keislaman dan Keindonesiaan Bagian ICMI

Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat, M. Hatta Rajasa, menuturkan bahwa aspek keislaman dan keindonesiaan harus menjadi bagian dari ICMI.
“Semua yang membentuk Indonesia, dan semua yang menjadikan Indonesia ada harus tidak terusik oleh apa pun dan siapa pun di sepanjang zaman. Oleh karena itu, keislaman dan keindonesiaan merupakan bagian kita dalam ICMI,” kata Hatta Rajasa saat pengukuhan Pengurus Baru ICMI Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Barat masa bakti 2011-2015 di Gedung Asia Afrika Kota Bandung, Sabtu malam.
Dalam orasi bertajuk “Membangun Peradaban Indonesia yang Unggul di Abad 21″, Hatta, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menuturkan lima pandanganya untuk membangun peradaban bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul. “Pertanyaan pokoknya adalah bagaimana melakukan adaptasi dan transformasi demi terjadinya Indonesia yang unggul di Abad XXI tanpa kita kehilangan atasnya? Terhadap pertanyaan ini, saya memiliki lima pandangan,” kata Hatta.
Pandangan yang pertama, kata Hatta, ialah semua yang membentuk Indonesia, semua yang menjadikan Indonesia ada dan semua yang merupakan fondasi Indonesia, harus tak terusik eksistensinya oleh apapun, oleh siapapun, di sepanjang dan di semua zaman.
Pandangan yang kedua, Indonesia adalah sebuah bangsa yang dibangun berdasarkan nasionalisme yang yang merupakan formulasi dari sentimen akan nasib, cita-cita dan tujuan yang sama di atas konstruksi masyarakat multi-etnik, masyarakat majemuk, kerap juga disebut dengan nama masyarakat multikultural.
“Ini berarti bahwa dalam konstruksi yang paling elementer, Indonesia sesungguhnya dibentuk oleh dualitas (duality), dua hal beda yang menjadikannya satu tak terpisahkan,” katanya. Pandangan ketiga, menurut dia, ialah Indonesia memerlukan keduanya sekaligus: Nasionalisme dan Multikulturalisme, masing-masing untuk dua hal yang berbeda, namun terkait: the very existence of Indonesia. “Nasionalisme menuntut hadirnya kesadaran untuk bersatu; Multikulturalisme menuntut kesadaran akan pentingnya pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan,” kata Hatta. Pandangan keempatnya ialah Indonesia tengah mengalami sebuah mega-perubahan yang terjadi di tiga wilayah sekaligus.
Adapun pandangan yang kelima, kata Hatta, di ruang pasar, maka agenda perubahannya tidak saja mendorong terjadinya pasar yang terbuka, namun juga pasar yang adil. “Jadi, tidak saja sebuah ekonomi yang berorientasi ke luar, namun juga sebuah ekonomi yang berorientasi ke dalam, tidak hanya sebuah ekonomi yang mengejar pertumbuhan namun juga pemerataan yang bersifat inklusif,” katanya. (ANTARA)

Masjid sebagai Pusat Pendidikan Karakter

Pondasi terpenting dalam pengajaran nilai-nilai karakter dimulai dari kehamilan sampai usia 8 tahun pertama. Kalau dulu ada keluarga besar yang saling menjaga memberikan pengayoman. Tapi kini format keluarga seperti itu sudah berubah dan mengecil seiring kesibukan masing-masing. Sehingga perlu konsep stimulasi pengganti kekayaan tersebut. Begitu saran Dewan Pakar ICMI Pusat Prof. Dr.Fasli Jalal, Ph.D. Sp.GK dalam Sidang Pleno IV: Moral Pendidikan (Sosial dan Kebudayaan) dalam Kompetisi Global, Silaknas ICMI 2011, di Kendari, Sulawesi Tenggara (10/12/11)

Rangkul KPI

 “ICMI perlu mendesain apa yang masih bisa dilakukan. Sehingga kekosongan dan kekurangan bisa dikompensasi. Kalau di tempat saya ada konsep 10 keluarga saling berbincang. Kadang satu suku di rumah gadang. Mereka saling membahu. Sekarang itu yang tidak ada,” bebernya.

Selanjutnya, Fasli juga mengajak ICMI merangkul Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk melakukan pendidikan literasi dan rating terhadap media-media dan program-program yang tidak mendidik karakter. “Kalau ini tiap tahun kita umumkan, paling tidak ada pressure kepada media-media yang tidak sadar mereka sudah menghancurkan apa yang sudah dimulai di rumah dan sekolah,” imbuhnya

Fungsi i-Masjid, lanjut Fasli, juga bisa dioptimalkan yaitu dengan mengintegrasikan elektronik dan digital ke seluruh masjid se-Indonesia atau paling tidak di Masjid Jami’-nya. “Kita pastikan PAUD sampai SD yang kokoh pendidikan karakternya. Satu masjid jami’ menanggung 3-4 mesjid lain. Saya cek tabungan masjid jami’ bisa membiayai untuk honor guru, dsb. Hanya kadang perspektif pengurusnya mendukung banyak ke fisik masjid. karena itu, mari kita jadikan masjid sebagai pusat pendidikan karakter, di mana keluarga-keluarga bisa diperkuat dan memperkuat keluarga yang lain. Sehingga terbangun komunitas karakter,” pungkasnya.  

Sementara itu Pengurus ICMI Orwil Sulawesi Tenggara, Prof Dr. Abdullah Alhadza, MM, mengemukakan bahwa ia pernah mengajukan suatu gerakan masyarakat untuk memanfaatkan waktu belajar efektif yang ditetapkan dari pukul 18.00 hingga 19.00 sebagai jam belajar efektif. “Salahsatu implementasinya mematikan TV dan segala macam alat-alat elektronik. Ini perlu menjadi gerakan masyarakat supaya seluruh tetangga terlibat termasuk masyarakat. Keluarga ICMI bisa mempelopori. Hanya kendalanya kita tidak berada pada komunitas yang homogen. Sehingga perlu ada dukungan walikota.,” jelasnya.

Senada dengan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari ini, Sekretaris Dewan Pakar ICMI Pusat,  Prof. Dr. Teuku Abdullah Sanny mengungkapkan, revolusi dari rumah merupakan upaya penting yang utama. “Teori apapun tentang character bulidng, ujungnya adalah teladan orang tua. Anak kita pasti mengikuti karakter dan kelakuan kita. Tapi kita orang sibuk juga. Tidak selamanya bisa mengontrol anak,” sebutnya.  

Karena itu, lanjut Sanny, perlu ada pendidikan sejak dini di luar lingkup keluarga yang mengajarkan dan melatih character buiding, disiplin, tepat waktu, cinta sesama, dsb. Di sini kembali peran i-Masjid menjadi penting sebagai pusat penyemaian pendidikan karakter. Sidang Pleno IV Silaknas 2011 ini dimoderatori Wakil Sekretaris Dewan Penasehat ICMI Pusat, Drs.  Ahmad Zacky Siradj